Surakarta, tekkom.ft.undip.ac.id – Dengan berkembangnya era digital, wisatawan kini lebih sering menggunakan alat pembayaran praktis yang tidak memerlukan uang tunai, mengurangi risiko kehilangan uang. Sayangnya, banyak pelaku UMKM di Kelurahan Laweyan yang belum menerapkan alat pembayaran digital seperti QRIS. Melihat hal ini, Vincent Gregory Ginting (Teknik Komputer) dan Muhammad Salman (Manajemen), anggota tim II KKN Universitas Diponegoro, menyelenggarakan program kerja berjudul “Pelatihan dan Edukasi Tentang Pentingnya Transaksi Aman dengan Menggunakan Alat Pembayaran Digital QRIS Terhadap Pelaku UMKM di Kelurahan Laweyan.” Program ini bertujuan memberdayakan pelaku UMKM dalam menggunakan alat pembayaran digital secara aman dan efisien.
Salah satu pelaku UMKM, Tuti, pemilik gerai minuman di Laweyan, mengungkapkan kegembiraannya terhadap pelatihan ini. “Pelatihan dan edukasi ini bermanfaat sekali ya… Dengan pendekatan langsung, saya lebih mudah memahami penggunaan pembayaran digital,” ungkap Tuti dengan antusias. Tuti juga menyampaikan bahwa pentingnya mengikuti perkembangan zaman agar bisnis yang kita jalani bisa berkembang. “Sekarang, saya bisa melayani pelanggan dengan lebih baik dan cepat berkat adanya pilihan pembayaran QRIS,” sambungnya.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pelaku UMKM tentang manfaat digitalisasi dalam meningkatkan efisiensi operasional dan memperluas jangkauan bisnis mereka. Selain itu, program ini menjadi langkah awal bagi UMKM di Kelurahan Laweyan untuk lebih siap menghadapi era digital, serta mendukung upaya meningkatkan daya tarik Laweyan sebagai destinasi wisata modern yang tetap mempertahankan kearifan lokal. Dengan terlaksananya program ini, diharapkan Kelurahan Laweyan dapat terus berkembang dan menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengintegrasikan teknologi digital dengan keunikan budaya lokal untuk memajukan sektor pariwisata dan ekonomi.
Reporter: Vincent Gregory Ginting